Dec

21

KETIKA “SIFAT BINATANG ITU DIKEDEPANKAN”

Sore itu jam menunjukkan 16.45, ya saatnya pulang kerja. Hujan rintik-rintik antarkan aku menuju ke parkiran, tak lama kemudian akupun meluncur meninggalkan kantor. Makin lama hujan makin lebat, akupun memakai jas hujan untuk lindungi badan dari hujan.  Tak terasa aku sudah sampai dipintu perlintasan kereta api tanjung barat. Di depanku ada Bapak separuh baya mengendarai sepeda motor sambil mambawa barang dibelakangnya. Tiba-tiba  dia nyenggol sepeda motor didepannya. Sang pengendara pun marah-marah sambil menunjuk jemarinya ke Bapak itu. Sambil berjalan diapun memaki-maki Bapak itu.  Lantas sang Bapak memohon maaf, namun tak diperdulikan oleh sang pengendara dan terus memaki-makinya. Aku tidak tahu apakah orang yang sudah minta maaf seharusnya masih dimaki-maki. Bukanya manusia itu mempunyai sifat pemaaf. Ya itulah ketika sifat binatang dikedepankan, norma sopan santunpun hilang.  Yang lebih parah lagi sepeda motor yang disenggol  tidak mengalami kerusakan. ya semoga menjadi pelajaran bagi kita, bahwa sebagai manusia harus mampu menempatkan dirinya sebagai manusia bukan sebagai binatang.

Posted in Pojok Tujuh | Tagged | Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*